Senin, 16 September 2013

Selera dong!

Menulis itu bukan hanya sekedar baik, bagus, buruk, cacat, atau tak layak baca. tulisan itu tak bisa dinilai baik atau buruk. Sisanya, yang saya tau menulis itu tentang SELERA, Sob. Selera kamu dalam hal mengungkapkan perasaan, selera kamu dalam berpendapat, dan lagi masalah selera kamu untuk mengekspresikan perasaan terdalammu --yang biasanya-- sering berbuah sebuah kontroversi hati :P.

Suatu ketika saya diminta menulis satu rubrik dalam majalaha muslim yang diterbitkan komunitas kami. Saya yang --saat itu-- masih nglambrang dalam hal tulis menulis, diminta berpartner dengan seorang senior dalam hal 'mengatur kata' itu. Oke, saya terima. Singkatnya, setelah berdiskusi dengan Sang Partner, kami --lebih tepatnya dia-- meminta menggunakan gaya tulisan futuristik. Jedhaaar! ape lagi nii futuristik, sedangkan yang konvensional aja guweh kaga ngarti -____- . Dengan wajah yang -sok tau- saya manut sahaja :D asal saya dikasih contoh tulisannya. Oke kami sepakat.

Dan yang terjadi, sesuai dengan prediksi, bahwa kognitif memang satu hal yang tidak bisa bebohong. Bahwa kecerdasan itu tidak bisa dipaksakan untuk disamakan. Layaknya prediksi cuaca, benar adanya ---- TULISAN SAYA SALAH KAPRAH (katanya) >.< tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dituliskan. Wah! Dimana letak kesalahan saya? saat membaca contohnya, saya berfikir, tulisan yang futuristik itu tulisan yang mengalir begitu saja alurnya, dengan bahasa yang sederhana sesuai kronologi kejadian, setting waktu, setting tempat dan pada kondisi sebenarnya. Itu sih menurut saya sehingga saya tulis alurnya dengan santai dan gaya bahasa yang santai pula.

Kecewanya adalah 'sang partner' tidak membimbing saya ke jalan yang benar. Bahkan sama sekali tidak memberi tahu saya dimana letak kesalahannya sampai saat majalah itu terbit. Namun, betapa kecewanya saya setelah membaca rubrik yang kami tulis bersama, dan saya dapati tulisan saya dipotong 90%. It was painful to a cooperation team! tanpa konfirmasi apapun. Ketika akhirnya saya konfirmasi, jawabannya adalah: "Tulisanmu tidak bagus, tidak nyambung jadi aku potong." #Tears

dalih saya, tulisan kan tidak bisa dinilai bagus atau tidak. sekali lagi, tulisan itu masalah selera. Dan yang menjadi pembelajaran bagi saya adalah:
1. Ketika kita ber-partner dengan orang lain, diskusikanlah masalah apapun yang sekiranya itu menyangkut permasalah terkait tim.
2. Membuat keputusan sendiri dalam sebuah tim, sangat tidak dibenarkan.
3. Lagi-lagi, kita harus bisa memahami orang lain. Tentunya, kalau tidak bisa memahami, jangan pernah sekali-kali menyimpulkan atas sikap orang lain..

Wallahu'ala bishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar